Di zaman yang canggih dan penuh dengan teknologi ini,
hampir setiap orang memiliki telepon seluler alias ponsel atau HP, dan
hingga kini penggunaan HP terus meningkat pesat. Pada masyarakat modern,
HP sudah menjadi sebuah kebutuhan primer, ibarat makanan dan minuman.
Namun tak banyak yang mengerti, ternyata penggunaan HP itu sendiri
menimbulkan radiasi yang cukup berbahaya bagi kesehatan tubuh dan
lingkungan.
Dr. Eka Putra Setiawan, Sp.T.H.T dari bagian Divisi
Otologi RS Sanglah mengatakan
telepon gengam diciptakan untuk memudahkan manusia berkomunikasi. Namun,
kata lelaki kelahiran 15 Juni 1961 ini, banyak efek samping dari
penggunaan handphone yang salah. Hal ini berkaitan dengan volume suara
dan jarak dengar.
"Semakin HP ditempelkan ke telinga, maka semakin
melekat mengenai liang telinga. Efeknya semakin besar yang menyebabkan
terjadi peningkatan bunyi atau resonansi, " ujar spesialis T.H.T.
tamatan UGM Yogyakarta ini. Semakin lama menggunakan HP, kata Dokter
Eka, maka semakin lama bunyi bising yang menyebabkan kelelahan otot.
"Menggunakan HP hendaknya bergantian pada telinga kanan dan kiri. Sama
halnya dengan olahraga berjalan atau lari. Semakin jauh akan terasa
capek dan otot pegal. Ada masanya untuk istirahat bagi otot
pendengaran," ujarnya.
Selain itu, lanjut Dokter Eka, perlu diwaspadai efek
samping gelombang elektromagnetik yang dipancarkan HP. Radiasi telepon
gengam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Ia menyebutkan radiasi HP
memancarkan 215 kali perdetik masuk ke sel-sel otak mengenai DNA dalam
sel. Tiap HP memancarkan 900 Mhz-1800 Mhz. Untungnya, kata Dokter Eka
ini, manusia memiliki sawar darah otak yang melindungi paparan radiasi
ini. Jika memungkinkan sebaiknya gunakan peralatan hands-free
untuk mendengarkan suara lewat HP. Anak-anak usia dibawah 8 tahun sangat
rentan terhadap pancaran radiasi ini, sehingga sangat disarankan belum
waktunya menggunakan HP.
Ia menyarankan malam hari sebaiknya HP dimatikan.
Jika tetap menyala, sebaiknya diletakkan di luar kamar tidur, agar
gelombang elektromagnetik tidak menyerang organ otak manusia. Lapisi HP
dengan aluminium agar memroteksi gelombang elektromagnetik. "Efek
samping yang ditimbulkan gelombang elektromagnetik ini, sulit tidur,
pusing, telinga mendenging, dan daya tahan tubuh menurun," jelasnya.
Untuk mencegah radiasi gelombang elektromagnetik kata
Dokter Eka, jangan gunakan HP terlalu dekat dengan liang telinga,
berikan jarak secukupnya. Untuk batas jarak masih dalam penelitian
dokter Eka. Jangan gunakan HP terlalu lama disamping panas yang
disebabkan baterai HP, gelombang elektromagnetik juga memberi efek
kurang baik. Makan makanan yang mengandung vitamin untuk saraf seperti
B1, B6, B 12 yang banyak terkandung pada kacang-kacangan, tahu, tempe,
kacang panjang, taoge.
Untuk mengurangi paparan gelombang elektromagnetik,
dapat dipilih HP jenis CDMA dengan frekuensi 125 Mhz, karena radiasinya
lebih kecil. Ia menilai kebiasaan mendengarkan musik menggunakan earphone/walkman sudah menjadi trend anak muda. Bahkan tak jarang earphone juga digunakan untuk menerima telepon. "Earphone
menempel langsung di liang telinga. Artinya terjadi kelipatgandaan
resonansi. Sebagai contoh HP memiliki kebisingan 80 dB (desibel). Jika
mengunakan earphone kebisingannya menjadi bertambah 1, 6 kali. Efeknya
tentu lebih berat," kata Dokter Eka.
Gejala awal akan muncul keluhan mendenging. Menurut
Dokter Eka, saraf di telinga tengah mengeluh memberi respon bahwa adanya
gangguan. Jika cepat direspon dengan mengistirahatkan pendengaran,
mungkin saja segera dapat pulih kembali. Namun, jika tidak ditangani
dengan cepat, maka muncul gangguan pendengaran menetap atau tuli.
Menurutnya ada perbedaan arti mendenging dengan
mendengung. Mendenging artinya kebisingan yang mengenai telinga bagian
dalam. Jika tidak segera ditangani akibatnya tuli. Sementara mendengung
hanya mengenai telinga luar yakni tertutupnya saluran tuba eustakhius
karena perubahan tekanan.
Salah satu kasus dampak negatif earphone dituturkan Dokter Eka. Seorang perempuan melakukan perjalanan dari Bangkok ke Jakarta. Dalam pesawat ia mengunakan earphonedari Bangkok hingga tiba di Jakarta selama 3 jam perjalanan. Setibanya di bandara Sukarno Hatta, ia melepas earphone-nya,
namun ia tidak dapat mendengar suara. Malah hanya terdengar suara
mendenging. Akhirnya dengan terpaksa ia harus menjalani rawat inap
selama tiga hari di RS THT Jakarta.
Akhirnya kondisi pendengarannya mulai membaik, namun
sayang fungsi pendengarannya tidaklah sebagus sebelumnya. "Ada ketentuan
jika tingkat kebisingan lebih dari 100 dB, tidak boleh terpapar lebih
dari 2 jam. Lebih dari itu, genderang telinga rusak. Inilah yang dialami
gadis itu," jelasnya.
Kebisingan suara mempunyai satuan dB. Batas
kebisingan normal adalah 85 dB. Lebih dari itu sudah tergolong bising
yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Beberapa contoh penelitian
dikutip Dokter Eka seperti kebisingan Jalan Diponegoro Denpasar 80 dB,
musik rock 100 dB, suara pesawat dan helikopter 120 dB.
"Suara yang masuk ke telinga ditahan otot-otot kecil
di telinga tengah yang memegang genderang telinga, agar tidak bergetar
terlalu keras. Kalau ini lolos, dan otot lelah ia akan masuk ke telinga
dalam yang mengakibatkan rusaknya sel rambut di dalam telinga dalam yang
merupakan organ pendengaran," jelasnya.
Untuk meredam kebisingan, hal yang penting dilakukan
adalah mengistirahatkan pendengaran. Dokter Eka sudah melakukan
penelitian tentang jam kerja yang baik yakni 6 jam perhari selama 5 hari
mulai hari Senin hingga Jumat, dan libur dua hari yakni Sabtu dan
Minggu.
Ia menyarankan sepulang bekerja pada malam hari
sebaiknya istirahatkan pendengaran. "Jangan lagi menonton TV atau
mendengarkan musik. Gunakan hari Sabtu dan Minggu untuk mengistirahatkan
pendengaran sehingga hari Senin siap beraktivitas lagi," sarannya.
Pengobatan gangguan pendengaran kata Dokter Eka,
disebut periode emas yakni batas waktu tuli dengan pengobatan. Artinya,
makin cepat diobati makin baik sehingga tingkat kesembuhannya semakin
besar.
Pengobatannya juga tidak mudah karena harus menjalani
rawat inap. "Bagian telinga dalam hanya dilalui satu pembuluh darah.
Kalau terkena kebisingan pembuluh darah menjadi stres dan menguncup,
sehingga telinga dalam tidak ada suplai makanan sehingga obat harus
dimasukkan lewat infus. Ini hanya bisa dilakukan dengan rawat inap di
RS," ungkap Dokter Eka.
Menurut Dr Imre Fejes, juru bicara tim peneliti
konsrnetrasi dan kulaitas sperma pada pria yang terkena radiasi telepon
genggam berkepanjangan lebih buruk ketimbang sperma pada pria yang
jarang menenteng-nenteng telepon seluler. Penemuan baru saat ini
menunjukkan bahwa gelombang radio yang dipancarkan HP bias nerusak
struktur DNA manusia.
Penelitian ini dilakukan oleh 12 lembaga reset, 7
diantaranya ada di Eropa selama 4 tahun. 1996, Universitas of
Washington, Seattle menemukan bahwa EMR dalam bentuk energi gelombang
radio rendah terbukt bias merusak DNA. Kelompok risetb Jerman, Verum
mencoba mempelajari efek radiai HP terhadap sel-sel tubuh manusia.
Hasilnya sel-sel tubuh yang terkena paparan gelombang elektromagnetik
seperti pada HP mengalami kerusakan yang signifikan. Bahkan mutasi
sel-sel ini bisa menjadi penyebab timbulnya kanker. Pancaran radiasi
yang digunakan dalam penelitian berada pada level 0,3-2 watt/kg,
sementara pada HP memancarkan sinyal radio atau SAR (Spesifik Absortion
Rate) yang berada pada level 2 watt/kg. Beberapa akibat buruk yang biasa
terjadi pada tubuh manusia menurut sejumlah penelitian antara lain
meningkatkan resiko terkena tumor telinga , kanker otak, berpengaruh
buruk pada jaringan otak, mengakibatkan meningioma, neurioma akustik,
acoustic melanoma dan kanker ludah.
Sebenarnya semua handphone yang beredar masih bias
dkategorikan "aman" karena tingkat SAR-nya masih dibawah 1,6 watt/kg.
Meskipun demikian ada beberapa orang yang merasa agak pusing atau
telinganya panas setelah menggunakan handphone-handphone yang
dikategorikan "aman" tersebut. Jadi yang betul-betul aman (bukan sekedar
aman saja) adalah tingkat radasinya dibawah 1 watt/kg. Maka dari itu
untuk memisahkan yang "aman" dan yang "betul-betul aman", dibuatlah
tabel dibawah ini. Untuk lebih jelasnya lihat pengaruh posisi antenna
terhadap resiko kanker otak.
Beberapa institusi juga menyatakan bahwa radiasi dari
penggunan HP tidak berbahaya. Dan memang radiasi HP tersebut, yang
tergolong gelombang RF, tidak cukup berbahaya. Tapi bukan berarti
kemungkinan adanya efek samping tidak ada. Radiasi RF pada level tinggi
dapat merusak jaringan tubuh. Radiasi RF punya kemampuan untuk
memanaskan jaringan tubuh seperti oven microwave memanaskan makanan. Dan
radiasi tersebut dapat merusak jaringan tubuh, karena tubuh kita tidak
diperlengkapi untuk mengantisipasi sejumlah panas berlebih akibat
radiasi RF. Penelitian lain menunjukkan radiasi non-ionisasi (termasuk
gelombang RF) menimbulkan efek jangka panjang.
Sungguh tragis mendapati bahwa handphone (HP) yang
setiap hari kita pakai ternyata memiliki radiasi yang cukup mematikan
dalam jangka panjang kita tidak berhati-hati menggunakannya. Yang juga
mengejutkan adalah radiasi HP ternyata juga bias dipakai untuk
mematangkan sebutir telur seperti microwave.
Untuk membuktikannya, dibutuhkan:
- 1 butir telur dan 2 HP. Telur diletakkan di tengah-tengah kedua HP.
- 65 menit percakapan ke 2 HP tersebut.
- Buktikan!!! Telur tersebut telah matang dan siap dimakan. Otak kita jg akan menjadi matang bila terus menerus ditempelkan pada HP. Otak dan telur sama-sama mengandung jumlah air dan protein.
- Mulailah panggilan antara kedua HP selama kurang lebih 65 menit
- 15 menit tidak terjadi apa-apa
- Setelah 25 menit telur mulai hangat, setelah 45 menit, buktikan sendiri!
Pada HP terdapat istilah transmitter yang mengubah
suara menjadi gelombang sinusoidal kontinu yang kemudian dipancarkan
keluar melalui antenna dan gelombang ini berfluktuasi melalui udara.
Gelombang RF (radio frequency) inilah yang menimbulkan radiasi
elektromagnetik.
Berikut beberapa penyakit dan kelainan yang berpotensi timbul karena radiasi HP:
- Kanker
- Tumor otak
- Alzheimer
- Parkinson
- Fatigue (terlalu capai)
- Sakit kepala
PENELITIAN BAHAYA RASIASI PHONSEL
Ada beberapa hasil penelitian (dari “ELECTRICAL SENSITIVITY”nya Prof. Dr.dr.anies, M.Kes,PKK ) yaitu sebagai berikut:
Bahaya-bahaya penggunaan ponsel:
• Memanaskan Otak dan Kulit
Di Inggris,Ponsel dapat membuat panas otak sehingga mengganggu fungsinya. Sebuah kajian yang telah diterbitkan di Inggris tahun lalu, mengungkapkan tingkat paparan (exposure) gelombang dari ponsel yang ditempelkan di dekat telinga atau bagian badan tertentu lebih besar daripada tingkat paparan dari stasiun ponsel terhadap seluruh badan.
di Swedia. Sebuah studi menunjukkan peningkatan rasa/sensasi panas sebesar 48 kali terhadap telinga, muka dan kepala dari pengguna ponsel. Di Swedia juga dilaporkan pada tahun 2006 bahwa kita memiliki risiko 240 persen lebih besar terkena kanker otak berbahaya, tepatnya di bagian kepala yang berdekatan dengan telinga yang sering digunakan untuk bertelepon.
Di Rusia. Ponsel dapat meningkatan suhu permukaan kulit sampai 4,7 oC yang dapat mengarah ke timbulnya kangker kulit. Di Inggris, ditemukan seorang pengguna ponsel yang meninggal karena tumbuhnya sel-sel kanker pada permukaan kulit yang sering bersentuhan dengan ponsel.
Beberapa peneliti memperingatkan bahwa dampak panas ponsel ini dapat menyebabkan paras pengguna bergaris-garis dan cekung yang menjadi awal terjadinya penuaan dini. Diduga panas menyebabkan sel-sel badan menurun kerjanya karena proses-proses dalam sel tak dapat berjalan secara efisien.•
Risiko Terkena Kanker akibat Radiasi hp - handphone
di Swedia. Penggunaan ponsel meningkatkan risiko terkena tumor otak sebesar 2,5 kali. Anak-anak yang tulang tengkoraknya lebih tipis dan otaknya lebih kecil menghadapi risiko lebih besar.
Di Australia. Tikus percobaan yang terkena radiasi ponsel selama 18 bulan, menghadapi tingkat risiko dua kali lipat terkena kanker.
Di USA. Pengguna bersat ponsel mengalami penurunan hormone melatonin yang amat penting untuk mencegah berkembangnya sel-sel kangker.
Di Austria Perokok pengguna ponsel punya risiko lebih besar terkena kangker dibanding pengguna ponsel non perokok.
Pengguna ponsel berat (beberapa jam / hari) ditemukan terkena kangker getah bening non-Hodgkin pada leher di area yang sering mengalami kontak ponsel. Beberapa menit paparan radiasi ponsel dapat mengubah 5% sel kangker aktif menjadi 95% sel kangker aktif, selama periode paparan dan beberapa saat setelah itu. Risiko terkena tumor yang amat langka, neuro-epithelia, yang berkembang di luar otak, meningkat dua kali lipat pada penggunaan ponsel di bandingkan non-pengguna.
Pada tahun 1998, tercatat tak kurang 8 tuntutan hukum berkenaan dengan timbulnya tumor otak akibat penggunaan ponsel.
• Kerusakan Sistem Pertahanan Tubuh dan DNA
Beberapa studi menunjukkan bahwa radiasi ponsel telah menyebabkan kerusakan DNA dalam sel tubuh. Menurut penelitian di Inggris, radiasi dari frekuensi radio yang lemah serupa dengan dipancarkan ponsel – dapat melemahkan system pertahanan tubuh yang bertugas melawan infeksi dan penyakit.
• Bayi Cacat
di USA Radiasi ponsel juga dikaitkan dengan bahaya terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnnya. Sebuah studi menunjukkan bahwa radiasi ponsel menyebabkan cacat pada emberio ayam.
• Peningkatan Tekanan Darah
Jerman. pada sebuah studi yang dilaporkan dalam media Lancet pada 1998, tekanan darah pada subyek yang diteliti meningkat 5-10Hg-peningkatan yang lebih dari cukup untuk memicu stroke atau serangan jantung pada orang-orang yang berisiko tinggi.
Ini kali pertama sebuah bukti yang sangat meyakinkan bahwa radiasi ponsel dapat mengubah fungsi sel dalam badan manusia.
• Penyakit Alzheimer’s, Multiple Sclerosis & Parkinson’s
Swedia. Hanya dalam tempo dua menit terpapar pancaran gelombang ponsel, dapat melemahkan batas pengaman dalam darah, sehingga protein dan racun/toksin bocor dan kemudian masuk ke dalam otak. Inilah yang membuka jalan bagi berkembangnya berbagai penyakit seperti Penyakit Alzheimer’s, Multiple Sclerosis & Parkinson’s
Studi lain menunjukkan pengguna ponsel 30 menit/ hari terkena risiko pikun (memory loss) dua kali lipat disbanding pengguna ponsel kurang dari dua menit/hari.
USA Riset terhadap tikus menunjukkan paparan gelombang ponsel selama 45 menit menyebabkan terhambatnya kemampuan belajar dan ingatan jangka pendek mereka.
Inggris. Riset yang disponsori pemerintah menunjukkan keterkaitan antara radiasi ponsel dengan kehilangan ingatan jangka pendek dan pikun sesaat.
• Jantung dan Batu Ginjal
Eropa. Riset baru-baru ini menunjukkan radiasi ponsel dapat menyebabkan kebocoran hemoglobin – pembawa oksigen ke seluruh tubuh – dari sel darah merah, hal ini berakibat pada timbulnya sakit jantung dan batu ginjal.
• Penurunan Gairah Sex, Rasa Terbakar dan Kelelahan
Ukroina. Riset pada binatang menunjukkan pengguna ponsel dapat menurunkan gairah sex secara drastis. Tikus yang terpapar radiasi ponsel menghasilkan jauh lebih sedikit hormone testoteron dalam darah dibandingkan tikus yang tak terpapar. Semakin tinggi tingkat radiasi semakin sedikit testosterone yang dihasilkan, sehingga menurunkan gairah seksual.
Skandinavia. Riset yang disponsori oleh industry ponsel, pemerintah Norwegia dan Swedia menegaskan adanya korelasi antara lama frekuensi/ seringnya penggunaan ponsel dengan munculnya gejala-gejala kelelahan/ fatique rasa terbakar, dan sakit kepala. Pengguna ponsel juga ada yang melaporkan telah mengalami kulit gatal-gatal, terbakar dan kejang-kejang.
• Racun Dari Tambalan Gigi
Riset pun menunjukkan bahwa radiasi ponsel dapat mengaktifkan mercuri dalam tambalan gigi sehingga menghasilkan sejenis gas beracun. Beberapa pakar percaya bahwa gas itu dapat menyerang otak dan system syaraf sehingga mengakibatkan kondisi seperti depresi, asthma, Alzheimer’s dan Multiple Sclerosis.
• Sakit Kepala, Pusing-Pusing, Kehilangan Konsentrasi
Swedia. Riset yang disponsori industry ponsel terhadap 11.000 pengguna ponsel 4 – 5 kali sehari menghadapi risiko 3,6 x lebih besar terkena sakit kepala dari pada pengguna ponsel kurang dari dua kali sehari. Para pengguna juga menghadapi risiko 2,3 kali terkena pusing-pusing dan 5,4 kali terkena kehilangan konsentrasi dibanding non-pengguna. Orang-orang muda menghadapi risiko lebih besar, mereka yang berusia dibawah 30 tahun menghadapi risiko 3 – 4 kali lebih besar dibandingkan pengguna yang lebih tua.
(Disarikan dari Majalah Seluler dan berbagai berbagai sumber)
Ada beberapa hasil penelitian (dari “ELECTRICAL SENSITIVITY”nya Prof. Dr.dr.anies, M.Kes,PKK ) yaitu sebagai berikut:
- Penelitian di Finlandia, radiasi elektromagnetik telepon seluler selama 1 jam mempengaruhi produksi protein pada sel. Meskipun tdk harus membahayakan kesehatan, tetapi jika terjadi pd sel otak dpt berakibat fatal.
- Laporan dari European Journal of Cancer Prevention Augst 02 menyatakan pengugnaan HP lebih rentan bagi timbulnya kanker orak daripada tdk pernah menggunakannya sama sekali
- ICNIRP (International Comission on Non Ionizing Radiation Protection) dan FCC (Federal Communication Commision) menyatakan telepon seluler aman, meskipun wajib bagi produsen mencantumkan tingkat pajanan radiasi SAR (Spesific Absorption Rate) pada buku manualnya
- Meskipun emisi telepon seluler sangat kecil, apabia berada di dekat kepala selama beberapa menit dpt menaikan suhu di sel-sel otak sekitar 0,1 derajat C.
Bahaya-bahaya penggunaan ponsel:
• Memanaskan Otak dan Kulit
Di Inggris,Ponsel dapat membuat panas otak sehingga mengganggu fungsinya. Sebuah kajian yang telah diterbitkan di Inggris tahun lalu, mengungkapkan tingkat paparan (exposure) gelombang dari ponsel yang ditempelkan di dekat telinga atau bagian badan tertentu lebih besar daripada tingkat paparan dari stasiun ponsel terhadap seluruh badan.
di Swedia. Sebuah studi menunjukkan peningkatan rasa/sensasi panas sebesar 48 kali terhadap telinga, muka dan kepala dari pengguna ponsel. Di Swedia juga dilaporkan pada tahun 2006 bahwa kita memiliki risiko 240 persen lebih besar terkena kanker otak berbahaya, tepatnya di bagian kepala yang berdekatan dengan telinga yang sering digunakan untuk bertelepon.
Di Rusia. Ponsel dapat meningkatan suhu permukaan kulit sampai 4,7 oC yang dapat mengarah ke timbulnya kangker kulit. Di Inggris, ditemukan seorang pengguna ponsel yang meninggal karena tumbuhnya sel-sel kanker pada permukaan kulit yang sering bersentuhan dengan ponsel.
Beberapa peneliti memperingatkan bahwa dampak panas ponsel ini dapat menyebabkan paras pengguna bergaris-garis dan cekung yang menjadi awal terjadinya penuaan dini. Diduga panas menyebabkan sel-sel badan menurun kerjanya karena proses-proses dalam sel tak dapat berjalan secara efisien.•
Risiko Terkena Kanker akibat Radiasi hp - handphone
di Swedia. Penggunaan ponsel meningkatkan risiko terkena tumor otak sebesar 2,5 kali. Anak-anak yang tulang tengkoraknya lebih tipis dan otaknya lebih kecil menghadapi risiko lebih besar.
Di Australia. Tikus percobaan yang terkena radiasi ponsel selama 18 bulan, menghadapi tingkat risiko dua kali lipat terkena kanker.
Di USA. Pengguna bersat ponsel mengalami penurunan hormone melatonin yang amat penting untuk mencegah berkembangnya sel-sel kangker.
Di Austria Perokok pengguna ponsel punya risiko lebih besar terkena kangker dibanding pengguna ponsel non perokok.
Pengguna ponsel berat (beberapa jam / hari) ditemukan terkena kangker getah bening non-Hodgkin pada leher di area yang sering mengalami kontak ponsel. Beberapa menit paparan radiasi ponsel dapat mengubah 5% sel kangker aktif menjadi 95% sel kangker aktif, selama periode paparan dan beberapa saat setelah itu. Risiko terkena tumor yang amat langka, neuro-epithelia, yang berkembang di luar otak, meningkat dua kali lipat pada penggunaan ponsel di bandingkan non-pengguna.
Pada tahun 1998, tercatat tak kurang 8 tuntutan hukum berkenaan dengan timbulnya tumor otak akibat penggunaan ponsel.
• Kerusakan Sistem Pertahanan Tubuh dan DNA
Beberapa studi menunjukkan bahwa radiasi ponsel telah menyebabkan kerusakan DNA dalam sel tubuh. Menurut penelitian di Inggris, radiasi dari frekuensi radio yang lemah serupa dengan dipancarkan ponsel – dapat melemahkan system pertahanan tubuh yang bertugas melawan infeksi dan penyakit.
• Bayi Cacat
di USA Radiasi ponsel juga dikaitkan dengan bahaya terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnnya. Sebuah studi menunjukkan bahwa radiasi ponsel menyebabkan cacat pada emberio ayam.
• Peningkatan Tekanan Darah
Jerman. pada sebuah studi yang dilaporkan dalam media Lancet pada 1998, tekanan darah pada subyek yang diteliti meningkat 5-10Hg-peningkatan yang lebih dari cukup untuk memicu stroke atau serangan jantung pada orang-orang yang berisiko tinggi.
Ini kali pertama sebuah bukti yang sangat meyakinkan bahwa radiasi ponsel dapat mengubah fungsi sel dalam badan manusia.
• Penyakit Alzheimer’s, Multiple Sclerosis & Parkinson’s
Swedia. Hanya dalam tempo dua menit terpapar pancaran gelombang ponsel, dapat melemahkan batas pengaman dalam darah, sehingga protein dan racun/toksin bocor dan kemudian masuk ke dalam otak. Inilah yang membuka jalan bagi berkembangnya berbagai penyakit seperti Penyakit Alzheimer’s, Multiple Sclerosis & Parkinson’s
Studi lain menunjukkan pengguna ponsel 30 menit/ hari terkena risiko pikun (memory loss) dua kali lipat disbanding pengguna ponsel kurang dari dua menit/hari.
USA Riset terhadap tikus menunjukkan paparan gelombang ponsel selama 45 menit menyebabkan terhambatnya kemampuan belajar dan ingatan jangka pendek mereka.
Inggris. Riset yang disponsori pemerintah menunjukkan keterkaitan antara radiasi ponsel dengan kehilangan ingatan jangka pendek dan pikun sesaat.
• Jantung dan Batu Ginjal
Eropa. Riset baru-baru ini menunjukkan radiasi ponsel dapat menyebabkan kebocoran hemoglobin – pembawa oksigen ke seluruh tubuh – dari sel darah merah, hal ini berakibat pada timbulnya sakit jantung dan batu ginjal.
• Penurunan Gairah Sex, Rasa Terbakar dan Kelelahan
Ukroina. Riset pada binatang menunjukkan pengguna ponsel dapat menurunkan gairah sex secara drastis. Tikus yang terpapar radiasi ponsel menghasilkan jauh lebih sedikit hormone testoteron dalam darah dibandingkan tikus yang tak terpapar. Semakin tinggi tingkat radiasi semakin sedikit testosterone yang dihasilkan, sehingga menurunkan gairah seksual.
Skandinavia. Riset yang disponsori oleh industry ponsel, pemerintah Norwegia dan Swedia menegaskan adanya korelasi antara lama frekuensi/ seringnya penggunaan ponsel dengan munculnya gejala-gejala kelelahan/ fatique rasa terbakar, dan sakit kepala. Pengguna ponsel juga ada yang melaporkan telah mengalami kulit gatal-gatal, terbakar dan kejang-kejang.
• Racun Dari Tambalan Gigi
Riset pun menunjukkan bahwa radiasi ponsel dapat mengaktifkan mercuri dalam tambalan gigi sehingga menghasilkan sejenis gas beracun. Beberapa pakar percaya bahwa gas itu dapat menyerang otak dan system syaraf sehingga mengakibatkan kondisi seperti depresi, asthma, Alzheimer’s dan Multiple Sclerosis.
• Sakit Kepala, Pusing-Pusing, Kehilangan Konsentrasi
Swedia. Riset yang disponsori industry ponsel terhadap 11.000 pengguna ponsel 4 – 5 kali sehari menghadapi risiko 3,6 x lebih besar terkena sakit kepala dari pada pengguna ponsel kurang dari dua kali sehari. Para pengguna juga menghadapi risiko 2,3 kali terkena pusing-pusing dan 5,4 kali terkena kehilangan konsentrasi dibanding non-pengguna. Orang-orang muda menghadapi risiko lebih besar, mereka yang berusia dibawah 30 tahun menghadapi risiko 3 – 4 kali lebih besar dibandingkan pengguna yang lebih tua.
(Disarikan dari Majalah Seluler dan berbagai berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar